Thumbnail
31 Oktober 2025

5 Efek Bahaya Terlalu Sering Lari Maraton

Dalam beberapa tahun terakhir, lari maraton sudah semakin populer. Masyarakat dari berbagai kalangan semakin menggemari olahraga ini. Tren tersebut telah memotivasi banyak orang untuk lebih rajin beraktivitas fisik. Namun, di balik manfaat tersebut, kegiatan mengikuti maraton terlalu sering bisa menjadi bumerang. Bukannya sehat, tubuh justru berpotensi mengalami gangguan kesehatan akibat beban fisik berlebihan. Apa saja efeknya?

Efek Lari Maraton Berlebihan pada Tubuh

Lari merupakan olahraga yang baik untuk menjaga kondisi jantung dan mental. Meski begitu, bukan berarti Anda dapat melakukannya secara berlebihan. Jika dilakukan tanpa memperhatikan kemampuan tubuh, maraton dapat memicu berbagai masalah kesehatan berikut ini:

  • Risiko serangan jantung

Pada dasarnya, lari maraton adalah olahraga yang melatih daya tahan atau endurance. Selama Anda berlari, jantung akan bekerja keras dalam durasi panjang. Bagi yang sudah terbiasa berlari jarak jauh, misalnya 2-4 km dalam sehari, maraton relatif aman dilakukan. Meski begitu, lari maraton terus-terusan tanpa jeda atau pemulihan yang cukup tetaplah berbahaya. Penjelasan ini disampaikan oleh dr. Bambang Singgih, Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam di SMC RS Telogorejo Semarang.

  • Risiko pembuluh darah pecah

Saat melakukan maraton berlebihan, tubuh akan berada dalam stres fisik tinggi. Menurut dr. Bambang, kondisi ini dapat meningkatkan tekanan dan aliran darah, terutama jika pelari memiliki komorbid seperti diabetes atau obesitas. Pada kasus yang parah atau ekstrem, hal tersebut dapat menyebabkan pembuluh darah pecah (aneurisma aorta).

  • Tendonitis atau radang sendi

Lari maraton menuntut sendi dan tendon untuk bekerja keras, terutama di bagian pergelangan kaki, lutut, dan pinggul. Jika frekuensi lari terlalu tinggi atau jaraknya terlalu jauh, bisa-bisa tendon akan mengalami stres mikro secara terus-menerus. Akibatnya, Anda akan berisiko mengalami peradangan tendon (tendonitis) hingga robekan tendon. 

  • Daya tahan tubuh menurun

Idealnya, olahraga bagus untuk meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh. Namun, apabila dilakukan terlalu sering atau berlebihan, sistem imun justru dapat melemah. Sebab, setelah melakukan aktivitas fisik, tubuh butuh waktu untuk memulihkan diri. 

Tanpa waktu istirahat yang cukup, tubuh akan mengalami kondisi stres kronis. Hormon stres, seperti kortisol, akan meningkat sehingga mengganggu proses pemulihan sel imun. Akibatnya, Anda akan merasa lelah berkepanjangan hingga lebih sering sakit. 

  • Gangguan hormon 

Olahraga lari berlebihan ternyata juga dapat memengaruhi hormon, terutama yang berkaitan dengan stres, reproduksi, metabolisme, dan nafsu makan. Pada pria, aktivitas fisik berlebihan dapat mengurangi produksi hormon testosteron. Akibatnya, akan terjadi penurunan gairah seksual, berkurangnya produksi sperma, hingga kesulitan ereksi.

Sementara itu, gangguan hormon pada wanita biasanya menyebabkan siklus menstruasi terganggu. Tak hanya itu, proses ovulasi atau pelepasan sel telur juga jadi tidak teratur, sehingga berisiko memengaruhi kesuburan. 

Cara Mencegah Kelelahan Berlebih

Tidak ada yang salah dari mengikuti tren lari maraton. Namun, aktivitas ini bisa berpotensi membahayakan apabila dilakukan secara berlebihan. Untuk menekan risiko tersebut, perhatikan beberapa tips berikut ini:

  • Sesuaikan frekuensi kegiatan fisik dengan kemampuan saat ini 

Olahraga yang baik adalah olahraga yang dilakukan sesuai kemampuan diri. Maka dari itu, sesuaikan frekuensi lari dengan stamina dan kemampuan Anda saat ini. Mulailah dari tingkat yang realistis, baik dari segi intensitas, jarak, maupun durasi. Saat tubuh mulai terbiasa berlari, tingkatkan kapasitas lari secara perlahan.

Di samping itu, dr. Bambang dari SMC RS Telogorejo juga mengingatkan tentang komorbid atau penyakit bawaan. Jika Anda mengidap diabetes, obesitas, hipertensi, atau penyakit jantung, sebaiknya berkonsultasi dulu dengan tenaga medis. Diskusikan batas-batas aman sebelum Anda mulai lari maraton atau meningkatkan latihan fisik.  

  • Dengarkan sinyal alarm dari tubuh 

Tak kalah penting, dr. Bambang juga mengingatkan Anda untuk mendengarkan sinyal alarm dari tubuh saat mulai lelah. Beberapa di antaranya yang umum dialami pelari adalah stamina lebih cepat habis, kecepatan lari menurun, rasa lelah berlangsung lebih lama, serta nyeri otot yang tak kunjung hilang. Jika Anda merasakan salah satu atau lebih dari gejala tersebut, segeralah istirahat untuk memulihkan kondisi tubuh. 

Lari maraton memang dapat meningkatkan kebugaran tubuh. Namun, jika dilakukan berlebihan tanpa memperhatikan kemampuan tubuh, kesehatan justru akan terganggu; mulai dari cedera sendi, gangguan jantung, hingga masalah hormonal. Karenanya, berikan waktu bagi tubuh untuk beristirahat di sela-sela olahraga lari.

Akan lebih baik lagi apabila Anda memastikan tubuh tetap prima sebelum maupun setelah ikut maraton. Konsultasikan kondisi Anda dengan dokter spesialis berpengalaman di SMC RS Telogorejo Semarang. Jadwalkan pertemuan dengan menghubungi call center 024 8646 6000 atau kontak WhatsApp di nomor 081 6666 340. Untuk reservasi online, kunjungi website SMC RS Telogorejo atau download aplikasi MySMC pada perangkat iOS maupun Android!