Musim hujan berkepanjangan yang menyebabkan banjir kerap membawa risiko kesehatan, salah satunya diare. Namun, sebetulnya ada ancaman penyakit lain yang tidak kalah serius, yakni leptospirosis.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira yang bisa masuk ke tubuh melalui luka terbuka. Apa saja gejalanya, dan adakah cara mencegah penyakit ini? Mari simak penjelasannya dari dr. Bambang Singgih, Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam di SMC RS Telogorejo Semarang.
Cara Lain Bakteri Penyakit Leptospirosis Menular
Bakteri penyakit leptospirosis dapat menular atau masuk ke tubuh manusia melalui berbagai cara. Berikut beberapa di antaranya yang umum terjadi:
Tikus
Bakteri Leptospira biasanya terdapat dalam urin tikus, yang kemudian mencemari tanah, air, genangan, dan lingkungan sekitar. Manusia dapat tertular bakteri Leptospira apabila terkena langsung urin tikus tersebut, atau menyentuh media yang terkontaminasi urin.
Lalu, bakteri akan masuk ke tubuh manusia melalui luka goresan, lecet, atau selaput lendir pada mata, hidung, dan mulut. Deteksi leptospirosis pada tikus cenderung sulit, sebab ia belum tentu menunjukkan gejala fisik apabila terpapar bakteri.
Anjing dan kucing
Selain tikus, dr. Bambang menyebutkan bahwa bakteri penyakit leptospirosis juga bisa menyerang hewan mamalia lain seperti anjing dan kucing. Kontaminasi biasanya terjadi ketika hewan melakukan kontak dengan tanah, air, atau lingkungan yang telah terpapar urin hewan lain, termasuk tikus.
Berbeda dari tikus, anjing dan kucing yang terpapar bakteri Leptospira umumnya menunjukkan gejala seperti dehidrasi, diare, nafsu makan berkurang, muntah, dan berat badan menurun. Manusia bisa tertular jika bersentuhan dengan urin hewan peliharaan yang terinfeksi.
Kontaminasi makanan dan minuman
Bakteri dari urin hewan yang terinfeksi bakteri Leptospira bisa mencemari tanah, air, maupun permukaan lain. Jika manusia menggunakan air tersebut untuk memasak, mencuci bahan makanan, atau minum, risiko infeksi pun akan terjadi.
Efek dan Gejala Berbahaya Penyakit Leptospirosis
Pada umumnya, penderita leptospirosis baru akan mengalami gejala penyakit dalam 2–30 hari setelah terpapar bakteri. Gejala-gejalanya cenderung mirip dengan flu, seperti sakit kepala, demam, batuk, menggigil, nyeri otot, hingga mual dan muntah. Jika tidak segera ditangani, bakteri tersebut bisa menyerang organ hati dan ginjal, menurut dr. Bambang. Akibatnya, pasien pun dapat mengalami keluhan kulit dan mata menguning.
Cara Mencegah Leptospirosis
Kabar baiknya, leptospirosis merupakan penyakit yang bisa dicegah. Anda bisa menghindari bakteri penyebabnya dengan melakukan berbagai upaya berikut:
Tutup dan disinfeksi luka di kaki
Luka terbuka pada kulit, bahkan yang kecil sekalipun, bisa menjadi pintu masuk bakteri Leptospira. Oleh sebab itu, jika Anda atau orang terdekat memiliki luka, terutama di bagian kaki, cucilah luka tersebut dengan air bersih. Kemudian, segera tutup dengan perban atau plester kedap air sebelum beraktivitas.
Jaga kebersihan air di rumah
Hindari menggunakan air yang mungkin terkontaminasi genangan atau banjir untuk mandi, mencuci, dan memasak. Pastikan air yang Anda pakai selalu berasal dari sumber aman, atau setidaknya telah direbus sampai mendidih jika hendak dikonsumsi. Tak kalah penting, siapkan penampungan air tertutup supaya tidak tercemar urin hewan.
Hindari paparan air kotor
Apabila harus beraktivitas di luar ruangan pasca-banjir atau hujan deras, dr. Bambang menganjurkan Anda untuk mengenakan sepatu boots anti-air. Akan lebih baik lagi jika Anda juga menggunakan pakaian pelindung dan sarung tangan, sehingga dapat memaksimalkan pencegahan kontak langsung dengan air tercemar.
Jalani vaksinasi
Usahakan untuk melakukan vaksinasi bagi diri sendiri dan hewan peliharaan, terutama jika Anda memiliki anjing di rumah. Sebab, anjing cukup rentan terkena bakteri leptospirosis dan rawan menularkannya ke manusia melalui urin. Sementara itu, kasus leptospirosis pada kucing lebih jarang ditemukan. Meski begitu, tidak ada salahnya tetap melakukan vaksinasi sebagai langkah pencegahan.
Bersihkan rumah dari sampah, genangan air, dan tikus
Jika rumah Anda terdampak banjir, segera kuras air begitu kondisinya memungkinkan. Kemudian, bersihkan rumah secara menyeluruh dengan menggunakan disinfektan. Selain itu, keringkan genangan air di sekitar rumah karena berpotensi menjadi tempat hidup bakteri. Tak kalah penting, lakukan pengendalian hama untuk mengurangi populasi tikus yang kerap menularkan penyakit.
Meski gejala awalnya ringan, penyakit leptospirosis bisa berkembang menjadi komplikasi berbahaya. Jadi, jika Anda atau orang terdekat menunjukkan gejala leptospirosis seperti sakit kepala, demam mendadak, mual, atau nyeri otot, jangan menunda-nunda pertolongan medis.
Segera konsultasikan kesehatan Anda dengan dokter berpengalaman di SMC RS Telogorejo, yang didukung fasilitas modern untuk diagnosis dan perawatan penyakit infeksi. Jadwalkan kunjungan dengan menghubungi call center 024 8646 6000 atau kontak WhatsApp di nomor 081 6666 340. Untuk reservasi online,kunjungi website SMC RS Telogorejoatau download aplikasi MySMC di perangkat iOS dan Android!