
6 Penyebab Perawakan Pendek pada Anak
Setiap orang tua pasti ingin anak mereka bertumbuh tinggi dan sehat. Namun, ada kalanya justru anak memiliki perawakan yang pendek (short stature), dan hal ini berbeda dengan stunting. Stunting merupakan kondisi kronis yang membuat anak mengalami gangguan perkembangan kognitif dan fisik. Sehingga, anak tidak pernah bisa mencapai tinggi badan ideal saat dewasa.
Akan tetapi, pada perawakan pendek, anak masih berkembang dengan sehat, jadi mereka bisa saja bertumbuh lebih tinggi pada masa pubertas. Lantas, apa saja faktor yang menentukan apakah anak akan memiliki short stature?
-
Genetik orang tua
Tinggi badan anak selama bertumbuh sangat tergantung dari tinggi badan orang tuanya yang diwariskan melalui gen. Jika Anda atau pasangan Anda memiliki tubuh pendek, besar kemungkinan anak juga akan memiliki perawakan pendek.
Sebaliknya, apabila salah satu dari orang tua buah hati bertubuh tinggi, tidak menutup kemungkinan anak juga akan memiliki perawakan tinggi sebagaimana ayah dan/atau ibu mereka. Hal ini juga berlaku di saat anak mengalami pubertas sedikit lebih terlambat daripada teman-teman seusianya, sehingga mereka bisa mengejar ketertinggalan tinggi badan menjelang usia 18 tahun.
2. Kecukupan nutrisi
Tak hanya genetik dari ayah dan ibu, pola pengasuhan anak juga bisa menentukan apakah anak akan memiliki perawakan pendek atau tidak. Sebab, kebutuhan nutrisi yang tercukupi dapat menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan anak agar mereka tetap sehat.
Namun, jika anak tidak memiliki akses makanan yang bisa mencukupi kebutuhan vitamin, mineral, protein, dan serat harian, hal ini bisa berdampak pada tumbuh kembangnya. Pada akhirnya, peluang anak tumbuh dengan short stature juga meningkat.
3. Kebersihan lingkungan sekitar
Selain pengasuhan di rumah, lingkungan luar juga memengaruhi tumbuh kembang anak secara fisik dan kognitif. Lingkungan yang bersih akan membantu mengurangi risiko terkena infeksi dan penyakit. Dengan demikian, anak yang tinggal di tempat terawat bisa bertumbuh tinggi.
Di sisi lain, kurangnya pola hidup yang bersih dan sanitasi lingkungan dapat membuat anak lebih rentan mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga tubuh mereka mungkin akan lebih pendek daripada teman-teman seusianya.
4. Faktor hormonal
Faktor lain yang menentukan tinggi badan anak di usia dewasa adalah keseimbangan hormon di dalam tubuhnya. Pada tubuh yang sehat, kelenjar di bawah otak (pituitary gland) akan menghasilkan hormon pertumbuhan secukupnya agar anak bisa mencapai tinggi badan ideal. Akan tetapi, beberapa anak bisa saja mengalami gangguan pada pituitary gland yang berdampak pada produksi hormon, sehingga mereka lebih rentan bertumbuh dengan perawakan pendek.
5. Penyakit kronis
Gangguan hormon bukanlah satu-satunya penyebab medis mengapa anak bisa memiliki tinggi badan yang lebih pendek daripada teman-teman seusianya. Penyakit kronis seperti Celiac, radang usus, anemia sel darah sabit (thalassemia), artritis, diabetes, hipotiroidisme, dan masih banyak lagi berdampak pada organ-organ penting untuk menjaga fungsi tubuh. Akibatnya, penyerapan nutrisi akan terganggu, sehingga perawakan anak yang mengalami dampaknya.
6. Kelainan pada gen
Terakhir, anak bisa saja bertumbuh dengan perawakan yang pendek karena penyakit genetik yang diwariskan secara turun-temurun. Penyakit seperti ini menyebabkan kelainan pada gen yang menentukan tinggi badan anak selama masih berkembang. Akibatnya, jika anak Anda memiliki penyakit down syndrome, Turner syndrome, Williams’ syndrome, atau Cushing syndrome, tubuh mereka bisa saja lebih pendek dibandingkan anak-anak lain yang seumuran dengannya.
Perawakan pendek bukanlah hal yang perlu Anda khawatirkan selama penyebabnya bukan karena penyakit di atas. Namun, jika Anda merasa bahwa penyebabnya adalah gangguan medis atau masih belum sepenuhnya yakin, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan ahli kesehatan anak di rumah sakit untuk mendapatkan rekomendasi terbaik.
Bagi Anda yang tinggal di sekitar Kota Semarang, Anda dapat menjadwalkan waktu konsultasi kesehatan buah hati bersama Dr. dr. Agustini Utari, M.Si.Med, Sp.A (K), ahli kesehatan anak di SMC RS Telogorejo. Dapatkan informasi lebih lanjut melalui website resmi SMC RS Telogorejo, hotline WhatsApp SMC RS Telogorejo di nomor 0816666340, atau dengan mengunjungi lokasi SMC RS Telogorejo di Jalan K.H. Ahmad Dahlan, Pekunden.
Leave a reply →
faktor genetik dari ayah atau dari ibu yang lebih dominan untuk struktur tulang atau tubuh dok..?
Reply →