Penanganan Jepitan Saraf Pinggang tanpa Operasi Percutaneous Laser Disc Decompression (PLDD)

• • 20 JUL 16
  • 41 comments
  

  Penanganan Jepitan Saraf Pinggang tanpa Operasi Percutaneous Laser Disc Decompression (PLDD)

  NYERI pada bagian punggung bagian bawah sering kali dialami oleh banyak orang. Biasanya, nyeri dirasakan pada mereka yang usianya telah menginjak dekade kedua. Insiden tertinggi dijumpai pada mereka yang berusia masuk dekade kelima. Keluhan nyeri ini semakin lama semakin meningkat hingga usia sekitar 55 tahun. Tetapi, gangguan nyeri ini semakin sering ditemukan pada mereka yang masih berusia muda. Anak-anak dan remaja saat ini semakin beresiko mengalami nyeri punggung akibat menghabiskan waktu terlalu banyak di depan komputer atau membawa tas sekolah yang berat dari dan ke sekolah.

  Penyebab nyeri punggung bawah (NPB) banyak dan bervariasi. Menurut dr Lucia Parti Suryani, Sp.S, spesialis saraf SMC RS Telogorejo, penyebab NPB dibagi menjadi tiga kelompok yakni, NPB  non spesifik, NPB dengan sindroma radikuler atau ada penjalaran ke kaki serta NPB dengan kelainan patologis serius. Jenis yang perlu diwaspadai adalah NPB dengan red flags. Adapun red flags sendiri merupakan tanda atau gejala yang menunjukkan keseriusan atau keparahan NPB yang pada stadium  lanjut dapat disertai sindroma radikuler. Penyebab NPB dengan red flags adalah adanya keretakan atau patah tulang belakang, infeksi, neoplasma/keganasan atau ditandai oleh kelainan neurologis yang berat. Pembagian NPB ini dapat membantu dalam menentukan terapi dan prognosis.

  Penatalaksanaan atau terapi NPB tergantung dari penyebabnya. Prinsip terapi pada NPB adalah pertama terapi farmakologi atau dengan obat obatan. Jenis obat yang sering digunakan pada  kasus NPB adalah analgesik non opioid, analgesik opioid dan analgesik adjuvan atau kombinasi dari beberapa analgetik. Kedua, terapi non farmakologi, terapi fisik (terapi termal, massage, traksi,UKG,ultrasound,TENS,chiropractic), terapi spiritual (biofeedback,terapi perilaku kognitif, terapi relaksasi, terapi musik), dan terapi energi (akupuntur, akupresur, refleksologi, prana, reiki, yoga, shiatsu). Ketiga, terapi invasif non bedah. Dalam perkembangan penatalaksanaan NPB sekarang berkembang penatalaksaan nyeri dengan intervensi pain management. Keempat adalah terapi bedah.

  Non Bedah
  Dalam perkembangan penatalaksanaan NPB, saat ini berkembang penatalaksaan nyeri dengan Intervensi Pain Management (IPM), adalah tindakan invasif non bedah. Definisi IPM adalah prosedur minimal invasif dengan menempatkan jarum secara tepat pada sasaran dengan memberi obat atau energi pada area target atau merusak saraf yang menjadi target. IPM juga sudah dilakukan dan dikembangkan di RS Telogorejo  sejak empat tahun yang lalu. Bagaimana IPM itu dilakukan? IPM dilakukan dengan cara memasukkan obat–obatan anti inflamasi dan atau obat bius/ radio frekuensi/ energi langsung ditempat yang sakit.

  IPM yang terbaru untuk penanganan NPB akibat jepitan saraf yang lagi dikembangkan di RS Telogorejo dan pertama di Jawa Tengah adalah Percutaneous Laser Dics Decompression(PLDD).PLDD adalah tindakan minimal invasif dengan menusukkan jarum ke kulit ditujukan ke disk kemudian di beri suatu energi dari alat laser yang memberi dampak mengecilnya atau mengkerutnya disk sehingga jepitan saraf terbebas.Tindakan PLDD sangat aman karena tidak perlu pembiusan total hanya pembiusan local ditempat jarum ditusukkan.Teknik ini menggunakan tehnologi C-arm flouroskopi terbaru yang dikenal aman dengan tingkat akurasi yang tinggi. NPB yang tidak dapat di therapi secara benar dapat mengakibatkan disabilitas bahkan sampai dengan kelumpuhan.

  Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Call Center 24 jam SMC RS Telogorejo di nomor telepon (024) 8646 6000, (024) 8452912, Ph. 08112791949 (Dinda)

  Leave a reply →

  • Posted in
  • Otak dan Syaraf

  • Posted by
  • telogorejo

Photostream