Seperti apa prosedur IVF (in vitro fertilization) atau bayi tabung itu? Untuk mengatasi masalah infertilitas, tersedia beberapa pilihan solusi. Ada yang melalui medikasi seperti terapi hormon untuk menambah jumlah sperma, hingga perawatan mandiri seperti mengubah gaya hidup. Selain melalui dua pendekatan tersebut, infertilitas juga dapat ditangani dengan prosedur medis khusus, salah satunya prosedur IVF.
IVF, atau lebih dikenal dengan istilah bayi tabung, merupakan prosedur medis kompleks untuk menangani masalah infertilitas. Di Indonesia sendiri, IVF termasuk teknologi reproduksi berbantu (assisted reproduction technology) yang populer. Menurut data dari Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia (PERFITRI), per 2021, siklus bayi tabung telah melampaui angka 10.000.
Namun, sebenarnya, bagaimana prosedur IVF atau bayi tabung itu sendiri? Apa saja faktor yang menentukan keberhasilannya? Untuk mengetahui jawabannya, mari simak ulasan berikut ini.
Alasan orang melakukan bayi tabung (IVF)
Ada beberapa kondisi medis yang berpotensi meningkatkan potensi infertilitas. Perlu diingat juga, gangguan kesuburan bisa ditemukan pada kedua pihak, baik laki-laki maupun perempuan. Berikut adalah alasan umum yang mendasari pasangan melakukan prosedur IVF:
Terdapat gangguan pada rahim atau tuba fallopi (saluran telur), misalnya radang panggul.
Penyakit endometriosis atau jaringan endometrium yang menebal dan tidak bisa meluruh.
Masalah pada ovarium seperti sel telur yang sulit mencapai kematangan atau produksi yang minim.
Ditemukan kelainan pada sperma, misalnya oligospermia (jumlah sel sperma terlalu rendah) atau morfologi (bentuk sel sperma tidak normal).
Penyakit yang menyerang sistem imunitas seperti autoimun.
Terdapat kelainan genetik. Contohnya, gangguan pada hormon testosteron atau kegagalan ovarium prematur (primary ovarian insufficiency).
Selain karena kondisi kesehatan, usia pasangan pun berpengaruh. Dalam jurnal The Public Library of Science, disebutkan bahwa kesuburan manusia memasuki puncaknya pada usia 20 tahunan. Memasuki usia 32-35 tahun, tingkat kesuburan akan menurun dan peluang kehamilan jadi lebih rendah.
Embryo Freezing
Faktor keberhasilan bayi tabung (IVF)
Seperti yang telah disebutkan, prosedur IVF atau bayi tabung adalah tindakan medis yang kompleks. Prosedur ini memiliki peluang yang lebih besar jika pasangan memenuhi persyaratan tertentu. Berikut adalah beberapa faktor yang menentukan keberhasilan bayi tabung:
Usia
Faktor penentu utama adalah usia pihak perempuan. Rentang usia yang dianggap optimal untuk prosedur IVF adalah 23-39 tahun. Di bawah 35 tahun, peluangnya akan semakin besar.
Riwayat penyakit
Selanjutnya, pasangan juga harus memperhatikan riwayat penyakit mereka. Jika pasangan tidak memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi, maka peluang keberhasilannya pun lebih besar. Ada baiknya untuk melakukan pemeriksaan mendalam sebelum melakukan bayi tabung. Dengan begitu, risiko yang bisa menurunkan peluang keberhasilan prosedur IVF pun bisa diminimalisir.
Gaya hidup
Tahukah Anda? Meski terdengar sepele, gaya hidup ternyata sangat memengaruhi keberhasilan program bayi tabung. Gaya hidup yang sehat akan membantu meminimalisir risiko kegagalan. Tubuh yang sehat akan menghasilkan sel telur dan sperma berkualitas untuk IVF.
Perbanyak konsumsi makanan bernutrisi. Mulailah bergerak dan menjaga kebugaran tubuh. Hindari stres dengan bermeditasi atau melakukan kegiatan hobi yang menyenangkan. Stop konsumsi alkohol dan kebiasaan merokok.
Risiko program bayi tabung (IVF)
Sama seperti prosedur medis lainnya, bayi tabung juga memiliki risiko. Penting bagi Anda yang sedang mempertimbangkan prosedur IVF untuk mengetahui risiko tersebut. Peluangnya memang kecil, tetapi prosedur ini bisa menyebabkan munculnya infeksi dan perdarahan.
Terkadang, obat-obatan yang diberikan untuk mempersiapkan indung telur bisa memicu terjadinya sindrom hiperstimulasi ovarium. Kondisi ini bisa menyebabkan berbagai gangguan, mulai dari perut mual hingga pembengkakan rahim.
Risiko lain yang perlu diperhatikan adalah kehamilan ektopik atau hamil di luar rahim, keguguran, bayi lahir prematur, kehamilan kembar, hingga janin mengalami kelainan genetik. Sebaiknya, konsultasikan dengan dokter kandungan Anda sebelum memutuskan untuk memulai program bayi tabung. Dokter akan membantu untuk menimbang apakah prosedur bisa dijalankan atau tidak.
Prosedur IVF atau program bayi tabung adalah prosedur medis yang rumit. Keputusan untuk memulai program harus dipikirkan baik-baik bersama pasangan. Fertility Center SMC RS Telogorejo siap membantu Anda dalam mempersiapkan program bayi tabung, mulai dari pemeriksaan awal, pengobatan, hingga prosedur IVF dengan teknologi canggih.
Mengusung konsep one stop service fertility clinic, Fertility Center SMC RS Telogorejo juga menyediakan layanan konsultasi dengan dokter spesialis andrologi (kesehatan reproduksi/seksual khusus pria). Untuk reservasi pun mudah, cukup menghubungi call center 024 8846-6000.